
Di akhir semester enam mulai hiruk pikuk persiapan UN (Ujian
Nasional), UN menjadi trending topic
di kalangan anak SMA, apakah akan dilaksanakan atau tidak.. dan yah memang ini
adalah satu-satunya cara efektif untuk
mengukur kemampuan siswa se-Indonesia. “Apakah belajar belasan tahun
harus diuji hanya dalam sehari?” nah itu kata-kata yg sering dilontarkan di
sana sini.. Berpikir positif aja bro, buat apa lo sekolah belasan tahun kalau
lo diuji sehari aja udah protes (?)
Persiapa menjelang UN : jujur bingung harus mulai dari mana,
pelajaran tambahan yg diupayakan sekolah seringkali disia-siakan oleh anak SMA
yg satu ini, tak jarang malah molor waktu guru memberi materi -_- jangan
ditiru! ini adegan yg dilakukan pada saat yg tepat dan penuh tipuan agar tidak
muncul ke permukaan.. aduh ribet. Mengetahui bahwa persiapan dari segi akademik
memang minim, si anak ini pun mengupayakan untuk memohon kepada Tuhan
sebanyak-banyaknya, tidak terbayang berapa permohonan yang telah ia buat .
Kegalauan si anak pun mengalami surplus eh peningkatan
ketika banyak tersebar isu tentang kebocoran soal UN, bukan sekadar isu
miring.. ternyata hal ini telah menjadi rahasia umum. Banyak tawaran di
sana-sini, mulai dari yang menggunakan materi sampai yang sangat menggiurkan
free ongkir, gratis. Tidak sampai hati untuk menghakimi siapa pun dikarenakan
hal ini terjadi kemungkinan karena tekanan yang amat kuat dan rasa percaya diri
yang kurang.
Bukannya merasa pede atau memiliki persiapan yang banyak, Si
anak berpikir sejenak…. Apakah ia harus belajar namun tak jelas apakah nanti ia
bisa menjawab sementara sebagian kawan yg lain tetap belajar namun sudah jelas
mereka akan mendapat bocoran eits ember kali bocor. Setelah melewati pertapaan
di sebuah gua di bawah gunung maksudnya perenungan yg cukup lama… berbekal
modal nekat dan dorongan dari berbagai pihak si anak pun luntang lantung tak
jelas untuk mengorek materi-materi pelajaran, belajar bersama dengan salah
seorang kawan, mencari motivasi sampai dunia maya.. sampai-sampai nasihat super
pak Mario pun belum mampu menghentikan kegalauannya.
Jreng jreng jreng…. H-1 UN. Bukannya belajar malah melamun
mencari wangsit eh bingung hendak melakukan apa, apa yg menjadi factor utama kegalauan ada di
depan hidung eh mata. Ini adalah ujian pertama yang sangat menguras pikiran,
kalau diibaratkan penyakit, kagak ada penawarnya *lebay Pada malam harinya ana ini mencoba untuk
meningkatkan rasa pede, banyak yang mengatakan bahwa soal-soal UN jauh lebih
sederhana dari soal uji coba. Semangatnya pun terus memuncak tapi sejujurnya
terselip getir ketakutan di benaknya. Ia berharap semoga apa yg diperbincangkan
memang benar adanya. Untung saja hal tersebut tidak terbawa dalam mimpi si
anak.
Selamat pagi, Harap tenang ada ujian!
Disapa spanduk “Harap tenang ada ujian” seketika memasuki
gerbang sekolah, nyali si anak sedikit ciut.
Bel berbunyi ujian pun dimulai, setelah komat kamit
melafalkan doa-doa guna kemudahan mengerjakan soal, si anak pun membuka lembar
pertama soal ujian Bahasa Indonesia yg diujikan di hari pertama UN. Ia tidak
terlalu khawatir dengan pelajaran yang satu ini, yang membuat ia menahan napas
adalah pelajaran eksak yang memerlukan rumus dan perhitungan. Benar saja, esok
harinya ia keluar ruang ujian dengan berjalan sempoyongan dengan raut wajah
memucat ketika mata pelajaran matematika selesai diujikan. Ia mengutuk semua
orang yang telah ia percayai yang mengatakan bahwasanya soal UN jauh lebih
sederhana, ia bahkan tak pernah berpikir bahwa salah satu materi yg telah
dikuasainya dalam pelajaran tersebut akan disajikan soal semacam itu, jauh dari
ekspektasi… Untuk hari selanjutnya kalian bisa membayangkan sendiri -_-
Perlu
diketahui UN bukan mimpi seburuk itu, si anak pun pasrah dengan hasilnya dan
benar saja, memang tidak cukup baik tapi cukup memberikan kepuasan bagi diri
sendiri. Nilai ini pula yg menghantarkan si anak lulus suatu seleksi nasional..
keadilan itu memang ada.
Semoga pengalaman pascaUN dapat dituangkan dalam
postingan selanjutnya, percayalah ceritere ketika mengikuti berbagai seleksi
masuk universitas jauh lebih seru dan menguras pikiran, tentunya jika kalian
berminat.
Percayalah apa yang dilakukan dengan cara yang benar akan
mendatangkan hasil yang benar pula, untuk apa mencari imej di mata manusia
sementara di mata Tuhan tidak sebaik itu. UN bukan akhir dari segalanya.
Persiapkan diri sejak awal! :)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGue orang pertama (dan satu-satunya) yang komentar :v :)
ReplyDeletewahh.. gue harus kasi penghargaan nih :D
ReplyDelete