Pages

Friday, 20 September 2013

Cahaya yang memudar



Waktu telah membawaku ke dalam dunia lain yang membuatku kian berubah.
Banyak rasa yang menghinggapi perjalanan tanpa tujuan ini. Warna-warna yang hanya menjajikan kepalsuan semata. Semua berdusta menampakkan wajah semanis mungkin. Membuatku lengah dan akhirnya terbuai. Terlambat kusadari bahwa ada cahaya yang mulai bersinar. Dulunya hanya setitik cahaya redup yang bahkan tak mampu kulihat. Walau sedekat apa pun. Seiring dengan bergulirnya waktu, cahaya itu semakin mendekat dan akhirnya menjadi satu-satunya cahaya yang menyinari perjalanan ini. Semua terjadi tanpa pernah terencana dan sedetik pun tak pernah terbayang akan seperti ini. Membuka memori yang tlah tersimpan rapi dahulu, ku melihat cahaya tersebut menari-nari di sekelilingku. Namun tak pernah kusadadari kehadirannya. Aku tak tahu sejak kapan cahaya itu mampu membuatku terkesima akan keelokannya. Seakan semua sudah ada yang mengatur. Ini bagaikan sandiwara dengan skenario yang membuatku bingung. Mengapa harus terjadi seperti ini. Bagaimana aku akan bersikap. Tak mampu rasanya melihat cahaya itu terus bersinar begitu benderang bak memanggilku untuk bercengkrama dengannya. Ah itu hanya perasaanku saja. Ia tidak seperti itu. Berbeda dengan kenampakan luarnya. Sesuatu yang sulit diterka. Ia lebih sulit diterka daripada teka teki silang yang sering kuisi. Senyumnya, pandangannya, tingkah lakunya.... mampu menghentikan waktu. Ah lebay sekali!
Semoga saja sandiwara ini mempunyai ujung seperti yg kuharapkan. Tidak seperti sandiwara sebelumnya yang berakhir begitu saja tanpa ada kejelasan! Apakah engkau dapat mengerti? Ada ruang yang membutuhkan setitik cahayamu  untuk menghangatkan setiap sudutnya. Mengapa tidak dari dulu kau menyadarkanku?  Apa mungkin aku yang tak pernah menyadari kehadiranmu?
Sudahlah, tidak penting mengingat yang dulu.... sekarang lah yang menjadi inti ceritanya.

No comments:

Post a Comment