ACARA I
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
- Tujuan Praktikum : Untuk mempelajari teknik pemisahan dan pemurnian suatu zat dari campurannya.
- Waktu Praktikum : Jumat, 07 November 2014
- Tempat Praktikum : Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Kebanyakan
materi yang terdapat di bumi ini tidak murni tetapi berupa campuran dan
berbagai komponen. Untuk memperoleh zat murni, kita harus memisahkan
campurannya. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika dan kimia.
Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan sedangkan secara
kmia satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan.
Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika
komponen berbentuk padat atau cair, misalkan pasir dan air dapat dipisahkan
dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai
yang sangat halus, contohnya pada kertas saring dan selaput semipermeabel.
Kertas yang dipakai untuk memisahkansuatu koloid dari pelarutnya. Campuran
homogen seperti alkohol dalam air tidak dapat dipisahkan dengan saringan karena
partikelnya lolosdalam pori-pori kertas
saring dan selaput semipermeabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan
cara destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromatografi (Syukri, 2001 :15).
Pada pemisahan
campuran dari dua cairan yang menguap atau yang titik didihnya berdekatan lebih
banyak persoalannya sehingga tidak dapat dilakukan dengan destilasi biasa.
Suatu cara yang sering digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik disebut
destilasi bertingkat, yaitu proses dimana komponen-komponenya secara bertingkat
diuapkan dan diembunkan. Dalam proses ini campuran dididihkan pada kisaran suhu
tertentu pada tekanan tetap. Uap yang dilepaskan dari dalam cairan tidak murni
berasal dari salah satu komponen tetapi masih mengandung campuran
kedua komponen dengan komposisi yang biasanya berbeda dengan komposisi cairan
yang mendidih. Kenyataan umum yang diperoleh adalah bahwa uap lebih banyak mengandung komponen yang
mudah menguap (atsiri). Bila sebagian cairan yang telah dididihkan uapnya
diembunkan, maka campuran akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama
terdiri dari uap yang diembunkan disebut destilat dan mengandung lebih banyak
komponen yang atsiri dibandingkan cairan aslinya. Bagian kedua adalah cairan
yang tertinggal disebut residu yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar
menguapp (Yazid, 2005 : 67).
Dalam suatu
pemisahan yang ideal oleh ekstraksi pelarut, seluruh zat yang diinginkan akan
berakhir dalam suatu pelarut dan semua zat-zat pengganggu dalam pelarut yang
lain. Transfer semua atau sama sekali tidak semacam itu dari satu ke lain
pelarut adalah langka dan lebih boleh jadi bahwa kita menjumpai campuran
zat-zat yang hanya berbeda sedikit dalamkecenderungannya untuk beralih dari
satu ke lain pelarut. Jadi satu transfer tidaklah menimbulkan pemisahan yang
bersih. Dalam hal semacam itu, haruslah kita pertimbangkan cara terbaik untuk
mrnggabung sejumlah pemisahan parsial yang berurutan sampai akhirnya kita capai
derajat kemurnian yang diinginkan (Underwood, 2005 : 470).
Sentrifugasi
secara khusus berguna untuk memisahkan dan mempelajari molekul yang sangat
besar seperti protein, pati, asam nukleat (campuran kimia kompleks yang
terdapat pada sel-sel hidup) atau polimer rantai lain yang terdapat di larutan.
Pada dasarnya sentrifugasi merupakan alat yang berputar (alat sentrifugasi).
Tenaga sentrifugal yang dihasilkan dengan memutar dapat memisahkan partikel
menurut massa molar atau beratnya. Biasanya putaran sentrifugal akan menarik
molekul yang paling besar ke bawah sehingga molekul yang ringan berada lebih
dekat ke permukaan (Grolier, 2004 : 258).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alatPraktikum
a.
Corongkaca 60 mm
b.
Corong100 mml
c.
Dongkrak
d.
Ember
e.
Gelasarloji
f.
Gelaserlenmeyer
g.
Gelaskimia 100 ml
h.
Gelaskimia 250 ml
i.
Gelas ukur 50 ml
j.
Gelas ukur 25 ml
k.
Hot plate
l.
Kain lap
m.
Kondensor bola
n.
Labu alas bundar
500 ml
o.
Mantel
p.
Penyedot air
q.
Pipet tetes
r.
Rak tabung
reaksi
s.
Selang air
keluar
t.
Selang air masuk
u.
Sentrifuge
v.
Spatula
w.
Statif
x.
Stopwatch
y.
Tabung reaksi
z.
Termometer 100°C
aa.
Timbangan
analitik
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (l) (H2O)
b. Batu
didih (s)
c. BubukKapur (s) (CaCO3)
d. Es
batu (H2O)
(s)
e. Etanol
(aq) 96 % (C2H5OH)
f. GaramDapurKotor
(s) (NaCl)
g. Iodium (s) (I2)
h. Kertas
label
i.
Kertas saring
j.
Kloroform
(l) (CHCl3)
k. Tembaga (II)
Sulfat
(s) (CuSO4)
l.
Tisu
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Filtrasi dan sentrifugasi larutan kapur (CaCO3)
a.
Tiga sendok
bubuk kapur dimasukkan ke dalam gelas kimia.
b.
Aquades diukur
sebanyak 25 ml menggunakan gelas ukur.
c. Aquades tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi kapur lalu diaduk
menggunakan spatula.
d.
Dituangkan
sebagian isinya ke dalam dua tabung reaksi yang masing-masing berisi 5 ml.
e. Kedua tabung
disentrifugasi menggunakan alat sentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 2
menit. Dihitung menggunakan stopwatch.
f.
Dipisahkan
sentrat dari endapan dengan cara dekantasi.
g. Sisa larutan
kapur disaring dengan menggunakan kertas saring yang diletakkan pada corong
lalu dibandingkan filtrat dan sentrat.
h.
Dicatat hasil
pengamatan.
2. Rekristalisasi garam dapur kotor (NaCl
(s))
a.
Garam dapur
kotor dilarutkan dengan aquades sedikit mungkin.
b. Larutan garam
disaring menggunakan kertas saring dan filtratnya diuapkan dengan hot plate
sampai kering dan terbentuk kristal NaCl baru.
c.
Dibandingkan
garam sebelum dan sesudah proses.
d.
Dicatat hasil
pengamatan.
3.
Rekristalisasi Tembaga (II) Sulfat (CuSO4
(s))
a. 1 gram tembaga
(II) sulfat (CuSO4 (s)) ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.
b. 1 gram tembaga
(II) sulfat (CuSO4 (s)) dimasukkan ke dalam gelas kimia dan dilarutkan dengan
25 ml aquades.
c.
Diaduk sampai
seluruh tembaga (II) sulfat (CuSO4 (s)) larut.
d.
Ditambahkan batu
didih sebanyak tiga butir kemudian diuapkan sampai mengkristal.
e.
Dibandingkan
antara tembaga (II) sulfat sebelum dan sesudah proses.
f.
Dicatat hasil
pengamatan.
4.
Ekstraksi Iodium (I2
(s))
a.
1 butir iodium
dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
b.
Ditambahkan 5ml
air ke dalam tabung reaksi yang berisi iodium.
c.
Larutan dikocok
dengan membentur-benturkan tabung pada telapak tangan.
d.
1 ml CHCl3(kloroform) atau 15
tetes kloroform dimasukkan ke dalam larutan iodium.
e.
Dikocok dengan
cara dibenturkan pada telapak tangan.
f.
Diamati
perubahan yang terjadi.
5.
Destilasi Alkohol (C2H5OH) 96%
a.
Dipasang alat
destilasi sederhana.
b. Diukur larutab
etanol 96 % sebanyak 15 ml dan 5 ml aquades dengan gelas ukur dan dimasukkan ke
dalam labu alas bundar.
c. Larutan tersebut
didestilasi dengan suhu pada labu alas bundar dipertahankan agar tidak lebih
dari 85°C.
d.
Destilat
ditampung pada gelas erlenmeyer dan diukur volumenya dengan gelas ukur.
E. HASIL PENGAMATAN
NO
|
PROSEDUR PERCOBAAN
|
HASIL
PENGAMATAN
|
1.
|
Filtrasi
dan Sentrifugasi
Bubuk
kapur (CaCO3) 3 sendok + H2O 25 ml
|
v Aquades + CaCO3 berwarna
keruh.
v Hasil filtrat jauh lebih bening dari
pada hasil sentrat.
v Hasil sentrat sedikit keruh.
|
2.
|
Rekristalisasi
Garam Dapur Kotor
v Dicampur NaCl + H2O
v Larutan difiltrasi
v Dipanaskan dengan hot plate.
|
v Warna awal larutan : putih (tidak
jernih/kotor).
v Setelah pemanasan : terbentuk Kristal
yang lebih putih, bersih, butiran lebih kecil.
|
3.
|
Rekristalisasi
CuSO4
v Dicampur 1 gr CuSO4 + H2O
v Dimasukkan batu didih
v Dipanaskan dengan hot plate
|
v Warna CuSO4 + H2O
= biru (terang).
v Terbentuk Kristal baru yang kecil dan
berwarna biru muda (lebih pudar).
|
4.
|
Ekstraksi
Iodium
v Beberapa butir I2 + H2O
5 ml
v Dikocok dan perhatikan warna.
v Dimasukkan dalam lemari asam.
v Ditetesi CHCl3
v Dikocok dan perhatikan perubahannya.
|
v Warna I2 + H2O =
berwarna oranye
v Setelah ditetesi kloroform warne
berubah menjadi bening terdapat gumpalan berwarna ungu kehitaman.
|
5.
|
Destilasi
alcohol 96 %
v Dicampurkan C2H5OH
10 ml + H2O 5 ml.
v Dipindahkan ke labu alas bundar.
v Pasang set alat destilasi.
v Panaskan di atas soxhlet.
|
v Hasil destilasi = 14 ml
v C2H5OH + H2O
= berwarna putih bening.
v Suhu = 84°C
|
F. ANALISIS DATA
1. Gambar set alat destilasi biasa
Keterangangambarbesertafungsinya
:
a. Statif : Sebagai penyangga alat destilasi.
b. Termometer : Sebagai alat pengukur suhu dalam labu alas
bundar.
c. Labu
alas bundar : Tempat larutan yang akan
didestilasi.
d. Larutan
(C2H5OH
+ H2O) : Larutan yang akan didestilasi.
e. Batu
didih :
meredamkan ledakan atau letupan selama
destilasi.
f. Elektro
mantel : Alat
pemanas.
g. Kondensor
bola : Pendingin
atau pengembun uap larutan.
h. Selang
air keluar :
Mengalirkan air dingin dari kondensor menuju
bak pembuangan.
i. Selang
air masuk :
Mengalirkan air dingin yang berasal dari
sumber air menuju ke kondensor bola.
j. Gelas
erlenmeyer : Penampung
destilat.
k. Destilat : Hasil dari
proses destilasi.
l.
Ember :
Menyediakan air dingin untuk dibawa ke
kondensor bola.
m. Saklar :
Penghubung dengan listrik.
n. Sumbat
tabung :
Menutup tabung reaksi atau untuk menyumbat.
o. Penjepit : Penjepit
antara leher alas bundar dengan tiang
statif.
p. Dongkrak : Menopang
mantel dan labu alas bundar.
q. Es
batu :
Untuk mendinginkan air.
r. Air :
Mendinginkan uap yang dialirkan ke
kondensor bola.
2.
Perhitungan
Diketahu :Volume
awal etanol = 15 ml
Volume
aquades = 5 ml
Konsentrasi etanol =
96%
a.
Volume etanol murni
V = Volume awal etanol x
konsentrasi etanol (%)
=
15 x 96%
=
14,4 ml
b.
Volume campuran
V = Volume awal etanol + volume air
=
15 +5
=
20 ml
c.
Volume destilat
V = 14 ml
d.
Persentase (%) etanol dalam campuran
V =x 100%
= x 100%
=72 %
e.
Persentase (%) etanol setelahdestilasi
V =x 100%
= x 100%
=97,222%
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini,dilakukan beberapa percobaan untuk memisahkan suatu zat dari campurannya. Beberapa cara pemisahan yang digunakan
pada
praktikum kali ini
adalah
filtrasi (penyaringan), sentrifugasi,
rekristalisasidanekstraksi serta destilasi. Adapun
pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling
bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar
atau tercampur. Campuran adalah setiap contoh materi yang tidak murni, yaitu
bukan sebuah unsuratau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran tidak sama dengan
sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen dan heterpgen.
Filtrasi atau
penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari
campurannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode
ini adalah perbedaan ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan
meneruskan pelarut. Hasil penyaringan disebut residu (ampas).
Sentrifugasi merupakan
suatu metode yang digunakan dalam pencapaian sedimentasi dimana
partikel-partikel yang ada di dalam suatu bahan yang dipisahkan dari fluida
oleh gaya sentrifugsl yang dikenakan pada partikel. Adapun yang diperlukan
dalam metode ini adalah sentrifuge. Prinsip kerjanya yaitu dimana objek diputar
secara horizontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebbut dikenakan
gaya. Pada saat objek diputar, partuikel-partikel yang ada akan terpisah dan
berpencar sesuai berat jenis masing-masing partikel.
Dekantasi
(pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan zat
lain secara pengendapan. Metode ini didasarkan pada massa jenis yang lebih
kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap, contohnya air dan
pasir. Selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses, diubah menjadi
bentuk yang tak larut lalu dipisahkan dari larutan.
Pada percobaan pertama
dengan menggunakan serbuk kapur yang ditambahkan aquades. Untuk memisahkan campuran
tersebut dilakukan melalui dua cara yakni filtrasi dan sentrifugasi. Hasil yang diperoleh
adalah
filtrat air kapur,hasil filtrasi lebih bening dibandingkan dengan sentrat hasil sentrifugasi
hal ini disebabkan karena pada proses sentrifugasi, sentrat yang dihasilkan
masih terdapat CaCO3(kapur).
Adapun pada pencampuran aquades dan serbuk kapur sebelum diproses berwarna
keruh. Hal ini disebabkan karena bubuk kapur (CaCO3) berdifusi (tersebar
merata) ke semua molekul aquades (H2O).
Pada percobaan kedua digunakan teknik rekristalisasi.
Rekristalisasi adalah proses pemisahan untuk mendapatkan zat padat dari suatu
larutan. Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan
dimurnikan dengan kelarutan zat pencampuran atau pencemarnya. Pada NaCl kotor,
terdapat senyawa atau ion-ion pengotor yaitu zat-zat yang keberadaannya akan
menyebabkan pengotoran atau tidak dikehendaki yang membuat warnanya kehitaman.
Dalam percobaan
pemurnia garam dapur kotor (NaCl) dilakukan proses rekristalisasi. Garam dapur
kotor dilarutkan dengan aquades (H2O) sesedikit
mungkin agar cepat menguap dan mengkristal. Hal ini juga dilakukan karena air
garam lebih lama mendidih dibanding air murni. Zat terlarut dalam air murni
dapat menaikkan titik didih. Jadi, bila pada tekanan 1 atm air mendidih pada
suhu 100°C, maka pada tekanan yang sama, larutan garam mendidih pada suhu di
atas 100°C tergantung pada perbandingan jumlah mol zat terlarut dengan massa
pelarut. Setelah diprose, garam dapur kotor berubah menjadi garam dapur
denganbutiran yang lebih halus dan berwarna putih bersih. Hal ini disebabkan
karena pemanasan garam dapur menyebabkan merenggangnya molekul-molekul zat
dalam garam dapur sehingga kristal hasil rekristalisasi lebih lembut dari
semula dan massa garam lebih sedikit dari semula. Garam dapur berubah menjadi
putih bersih disebabkan karena sebelum laruran air garam dipanaskan lalu
dikristalkan, larutan tersebut disaring terlebih dahulu. Hal ini bertujuan
untuk menghasilkan larutan garam dapur murni yang terbebas dari zat-zat
pengotor.
Pada percobaan
ketiga, larutan CuSO4 Tembaga (II) Sulfat berwarna biru yang
dilarutkan ke dalam aquades dipanaskan dan ditambahkan beberapa
batu didih, diperoleh hasil bahwa larutan CuSO4 akan kembali menjadi
kristal CuSO4. Hal ini disebabkan karena proses rekristalisasi
sehingga menghasilkan kristal-kristal kembali sedangkan warna yang dihasilkan
CuSO4 setelah percobaan adalah biru muda (lebih pudar), disebabkan
karena saat pemanasan, CuSO4
menyerap aquades sehingga warna biru pada CuSO4 memudar. Fungsi dari
batu didih pada percobaan ini untuk mempercepat proses penguapan dan mengatur
distribusi panas untuk menghindari adanya letupan-letupan atau ledakan kecil
saat pembakaran. Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan
berpori yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan.
Biasanya, batu didih terbuat dari bahan silika, kaliumkarbonat, porselen maupun
karbon. Batu didih sederhana bisa dibuat dari pecahan-pecahan kaca, keramik
maupun batu kapur selama bahan-bahan itu tidak bisa larut dalam cairan yang
dipanaskan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan menjadi sangat
panas pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan uap panas yang
bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak boleh dimasukkan pada
saat larutan akan mencapi titik didihnya. Jika batu didih dimasukkan pada
larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan terbentuk uap panas dalam jumlah
yang besar secara tiba-tib. Hal ini bisa menyebabkan ledakan atau kebakaran.
CuSO4 dan air dapat larut karena air memiliki daya pelarut yang
tinggi, mempunyai titik didih yang relatif rendah dibandingkan CuSO4.
Pada percobaan
keempat, digunakan teknik ekstraksi. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan
substansi zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip
metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu
antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti eter, kloroform, karbon
tetraklorida dan karbon disulfida.
Dalam percobaan
ini, dimana Iodium dimasukan kedalam
aquades dan menghasilkan larutan berwarna oranye. Iodium tidak dapat larut
ketika dicampur unsur halogen yaitu aquades karena iodium merupakan salah satu
unsur halogen yang molekulnya bersifat non polar sehingga iodium tidak relatif
dan sukar larut dalam air karena air bersifat polar. Namun unsur halogen akan
larut dalam pelarut nonpolar, tidak
beroksigen seperti klorofom (CHCL3). Sehingga setelah ditetesi kloroform, terbentuk
endapan gel berwarna ungu kehitaman. Terbentuknya endapan merupakan salah satu ciri
bahwa suatu reaksi telah terjadi. Timbulnya endapan tergantung pada kelarutan zat
di dalam pelarut, semakin rendah kelarutan zat di dalam pelarut, semakin rendah
kelarutan suatu zat, semakin mudah pencapaian larutan jenuhnya.
Percobaan
terakhir yaitu destilasi etanol 96 %. Destilasi merupakan metode pemisahan
untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori atau telah
tecampur oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang
berbeda. Dasar pemisahan adalah titik
didih yang berbeda. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran
dipanaskan pada suhu di antara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan
yang digunakan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor).
Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Hasil pada proses ini disebut destilat
sedangkan sisanya disebut residu.
Pada percobaan
ini didapatkan destilat sebanyak 14 ml. Hasil ini didapatkan dari destilasi
larutan etanol sebanyak 15 ml dan aquades 5 ml yang dicampur. Alkohol dan
aquades adalah senyawa polar sehingga saat kedua larutan ini dicampur, alkohol
dapat larut dalam aquades. Ketika campuran ini dipanaskan dan suhu diatur atau
dijaga agar tetap di bawah 85°C, maka alkohol akan menguap sedikit demi
sedikit. Uap itu mengembun dalam pendingin dan akhirnya didapatkan cairan alkohol
murni. Hal tersebut dikarenakan titik didih etanol lebih rendah dibandingkan
dengan air. Jika suhunya di atas 85°C maka air akan mendidih dan uapnya akan
bercampur dengan uap alkohol sehingga yang didapatkan adalah alkohol atau
etanol tidak murni. Volume destilat yang didapatkan kurang dari yang seharusnya
yaitu 15 ml, kemungkinan disebabkan oleh larutan etnol menguap terlebih dahulu
sebelum dilakukan pemanasan atau proses destilasi. Hal ini disebabkan karena
etanol merupakan larutan yang mudah menguap. Penyebab lainnya yakni ketika
proses destilasi berlangsung, suhu pada tabung destilat sering dinaikturunkan
(tidak stabil) sehingga uap etanol yang dihasilkan tidak seluruhnya masuk ke
dalam kondensor bola. Penambahan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan
untuk meredamkan ledakan pada saat destilasi.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan-percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh
suatu larutan yang murni dari campurannya dapat dilakukan pemisahan dan
pemurnian dengan berbagai teknik di antaranya filtrasi, sentrifugasi,
dekantasi, rekritalisasi, ekstraksi dan destilasi. Percobaan dengan teknik
rekristalisasi didapatkan garam dapur bersih dan kristal CuSO4
sedangkan
pada teknik ekstraksi dihasilkan endapan gel berwarna kehitaman yaitu iodium
dan pada proses destilasi dihasilkan destilat etanol murni dengan volume 14 m
DAFTAR PUSTAKA
Grolier.
2004. Ilmu Pengetahuan Populer.
Jakarta : PT Ikrar Mandiri.
Syukri.
2001. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.
Underwood.
2005. Analisis Kimia Kuantitatif .
Jakarta : Erlangga.
Yazid,
Estien. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta
: CV Andy Offiset.